Menara Pinisi (Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM)
Bangunan ini merupakan Gedung Pusat Pelayanan Akademik
Universitas Negeri Makassar. Gedung ini memiliki 17 lantai. Tim desain: yu
sing, benyamin k narkan, eguh murthi pramono, iwan gunawan.
Gedung ini memiliki
ketinggian 97,50 meter, masing-masing lantai pada bangunan ini memiliki tinggi
3,5 meter sudah merupakan standart tinggi minimal suatu ruangan.
KONSEP DESAIN
Konsep Desain mengusung lokalitas bangunan tradisonal setempat. Di ambil dari kekayaan budaya Makssar dan nilai nilai filosofi arsitektur trasisional yang di kombinasi dengan arsitektur masa kini.
Konsep Desain mengusung lokalitas bangunan tradisonal setempat. Di ambil dari kekayaan budaya Makssar dan nilai nilai filosofi arsitektur trasisional yang di kombinasi dengan arsitektur masa kini.
Konsep dasar bangunan ini sebagai
berikut :
Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM
didesain sebagai ikon baru bagi UNM, kota Makassar, dan sekaligus Sulawesi
Selatan. Eksplorasi desain GPPA UNM mengutamakan pada pendalaman kearifan lokal
sebagai sumber inspirasi, yaitu makna Logo UNM, Rumah Tradisional Makassar,
falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulapa Eppa / empat persegi), dan
maha karya Perahu Pinisi sebagai simbol kejayaan, kebanggaan, dan keagungan.
Serangkaian eksekusi bentuk dan detail-detail solusi desain yang bersumber pada
kearifan lokal, dipercaya mampu membentuk lingkungan kampus masa kini yang
berkelas internasional.
GPPA UNM sebagai icon baru yang
merupakan gedung tinggi pertama di Indonesia dengan sistem fasade Hiperbolic
Paraboloid, merupakan ekspresi futuristik dari aplikasi kecanggihan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bangunan Pusat Pelayanan Akademik UNM merupakan perwujudan
dari serangkaian makna, fungsi, dan aplikasi teknologi yang ditransformasikan
ke dalam sosok arsitektur. Kekayaan makna tersebut akan meningkatkan nilai
arsitektur GPPA UNM menjadi lebih dari sekedar sosok estetis, tetapi juga
memiliki keagungan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM
Seperti pada Rumah Tradisional Makassar yang terdiri dari 3 bagian (kolong/awa bola, badan/lotang, dan kepala/rakkeang) dan dipengaruhi struktur kosmos (alam bawah, alam tengah, dan alam atas), GPPA UNM juga teriri dari 3 bagian:
Bagian bawah berupa kolong/panggung.
Bagian kolong ini posisinya terletak 2 meter di atas jalan agar bangunan terlihat lebih megah dari lingkungan sekitarnya. Lantai kolong ini didesain menyatu dengan lansekap yang didesain miring sampai ke pedestrian keliling lahan.
Bagian badan berupa podium.
Podium terdiri dari 3 lantai, simbol dari 3 bagian badan pada Rumah Tradisional Makassar (bagian depan/lotang risaliweng, ruang tengah/Lotang ritenggah, dan ruang belakang/Lontang rilaleng). Bagian podium ini juga bermakna ganda sebagai simbol dari tanah dan air.
Bagian kepala berupa menara.
Menara terdiri dari 12 lantai yang merupakan metafora dari layar perahu Pinisi dan juga bermakna ganda sebagai simbol dari angin dan api.
1. BADAN
Bangunan Podium memiliki denah yang berbentuk trapesium dengan sisi miringnya menghadap ke jalan utama pada sisi Barat. Bangunan yang miring merupakan respon terhadap sudut lahan dan juga sebagai strategi untuk memperpanjang fasad bangunan serta sebagai kontrol visual dari luar bangunan. Orang di luar lahan akan selalu melihat bangunan secara perspektif untuk meningkatkan kualitas visual ruang kota. Dalam proses desain, bangunan podium dibelah menjadi 4 bagian sesuai dengan simbol falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan yang terdiri dari empat persegi (makna 4 unsur/kesadaran manusia akan diberikan metafora ke dalam bagian bangunan yang lainnya).
·
Bangunan terbelah menjadi 4 bagian,
bentuk tersebut terinspirasi dari deretan perahu pinisi yang berada di pinggir
pantai.
·
Tepat di tengah sumbu axis bagian
belakang bangunan menara, terdapat void kosong berbentuk elips yang memotong
bangunan podium. Di bagian paling bawah void berfungsi sebagai kolam air mancur
yang dengan di kelilingi ramp. Void kosong di bagian tengah merupakan metafora
dari lingkaran berwarna terang di pusat logo UNM, yang dijelaskan sebagai pusat
kajian ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Di puncaknya terdapat
exhaust turbine untuk mengalirkan uap kolam sebagai elemen pendinginan suhu
bangunan, merupakan yang metafora 3 layar segitiga yang menghadap ke arah void.
Bangunan podium juga
merupakan metafora dari unsur tanah dan air. Dinding bangunan podium berupa
kaca reflektor sinar matahari yang berwarna kecoklatan seperti warna tanah,
dengan sirip-sirip penahan matahari yang terbuat dari stainless steel yang
memantulkan cahaya seperti air. Sirip-sirip ini juga didesain sebagai bagian
dari façade bangunan dengan pola ombak.
2. KEPALA
Bangunan menara
memiliki denah berbentuk trapesium simetris, dengan façade pada kedua sisi
miringnya pada sisi utara dan selatan menggunakan sistem struktur HIPERBOLIC
PARABOLOID. Untuk membentuk suatu expresi yang dinamis, maka Fasad menara
dibuat merotasi secara ritmik. Dengan menggunakan sistem hiperbolic paraboloid
tersebut, fasad menara merupakan metafora dari layar utama perahu pinisi.
Kanopi-kanopi horisontal pada façade sisi Utara dan Selatan ini dapat juga
berfungsi sebagai photovoltaic untuk mengkonversikan energi matahari menjadi
energi listrik. Pada fasad sisi Barat dan Timur menara terdapat dinding ornamen
3 dimensi yang terbentuk dari rangkaian bidang-bidang segitiga, sebagai penahan
matahari. Bentuk bangunan menara menjadi semakin atraktif karena memiliki bentuk
visual yang berlainan bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Pada puncak
menara terdapat rangkaian pipa yang berirama yang dapat difungsikan juga
sebagai menara telekomunikasi. Bangunan menara juga merupakan metafora dari
unsur angin dan api. Fasad layar mewakili unsur angin, sedangkan puncak menara
merupakan penyederhanaan dari bentuk lidah api.
3. KAKI
Bangunan kaki terdiri dari 2 bagian yaitu bagian landasan dan kolong, sebagai berikut :
·
Landasan merupakan 1 lantai semi besmen
yang berfungsi sebagai area parkir dan servis. Bagian landasan ini didesain
seolah-olah terletak di bawah lansekap yang ditinggikan sampai 2 meter,
membentuk pagar alami sekeliling lahan. Seluruh lahan di sekeliling bangunan
difungsikan sebagai hutan universitas. Di depan landasan bagian Barat terdapat
danau buatan yang berbentuk segitiga dengan kolam-kolam yang berundak. Danau
buatan ini berfungsi sebagai kolam penyaringan alami dari air hujan dan air
kotor bekas pakai yang akan digunakan kembali sebagai sumber air bersih untuk
penyiraman toilet dan taman.
·
Bagian kolong merupakan ruang terbuka di
bawah podium sebagai ruang sosialisasi bersama. Ketinggiannya 1,5 kali
ketinggian lantai lainnya untuk memberikan kesan luas dan lega. Di lantai ini
terdapat fungsi kantin kampus yang sifatnya semi terbuka. Bagian landasan yang
menghadap ke arah kampus eksisting didesain sebagai amphitheater dengan
tangga-tangga sebagai tempak duduk di sepanjang sisi Timur bangunan.
KONSEP HEMAT ENERGI
Bangunan ini pun memiliki konsep hemat
energi, memaksimalkan energi yang di hasilkan dari alam. Dan diantaranya adalah
bagian bagian sistem yang di fungsikan sebagai pendingin suhu agar lebih sejuk
dan memberi kesan ketenangan, sebagai berikut :
·
Panggung,
·
Lorong angin,
·
Kolam,
·
Danau buatan, berfungsi sebagai sistem
penyaringan air kotor dan air hujan untuk digunakan kembali.
·
Taman atap (di atas podium),
·
Hutan universitas dan ventilasi silang
bangunan
Sistem pemanfaatan
cahaya alami, sebagai berikut :
·
Bangunan yang terbelah-belah memungkinkan
cahaya alami dapat menerangi semua ruang dalam.
·
Sirip-sirip secondary skin dan kaca reflektor matahari mengurangi radiasi
panas matahari langsung.
·
Kanopi-kanopi photovoltaic pada fasad
bagian samping menara
·
Dan kincir angin vertikal (pada taman
atap podium) sebagai sumber energi listrik berkelanjutan. Saat ini sudah ada
teknologi photovoltaic yang dapat langsung digunakan sebagai energi pendingin
ruangan / AC tanpa melalui konversi menjadi energi listrik. Dengan demikian
tidak akan ada energi yang terbuang di dalam proses konversi energi.
KONSEP RAMAH LINGKUNGAN
Seiring kebutuhan
lingkungan yang mengharuskan untuk pelestarian lingkungan maka bangunan ini di
usahakan untuk menunututnya sebagai bangunan yang ramah lingkungan. Selain itu
mengoptimalkan desain untuk mendugkung proses belajar dan sosialisai dengan
nyaman pun perlu di lakukan, dengan memaksimalkan lahan sekeliling bangunan
GPPA UNM untuk di manfaatkan sebagai lansekap. Berikut adalah elemen
lansekap yang di bangun :
1. Hutan kampus di sekeliling bangunan GPPA UNM, hutan kampus dengan berbagai jenis pohon peneduh antara lain berfungsi sebagai berikut:
1. Hutan kampus di sekeliling bangunan GPPA UNM, hutan kampus dengan berbagai jenis pohon peneduh antara lain berfungsi sebagai berikut:
·
Penyaring debu dan kebisingan suara dari
jalan dan lingkungan sekitar.
·
Sumber penghasil Oksigen dan penyerap
polutan.
·
Pembentuk ekosistem baru bagi berbagai
burung, kupu-kupu, atau serangga lainnya.
·
Pagar pembatas alami antara jalan /
orang luar dengan bangunan / penghuni kampus.
2. Pemisahan antara
jalur kendaraan dengan jalur pejalan kaki.
3. Parkir dan drop off kendaraan diletakkan pada lantai semi besmen, jalan penghubung antara kampus eksisting dengan GPPA UNM dialihfungsikan menjadi jalur pedestrian dengan pohon-pohon peneduh di kiri-kanannya.
4. Danau buatan dan kolam elips, elemen mediatif dapat timbul dari percikan air kolam.
5. Ruang terbuka bersama, ruang yang terletak di bawah podium di fungsian sebagai ruang terbuka bersama yang dilengkapi dengan kantin kampus, berbagai tempat duduk-duduk, tempat belajar, dan fasilitas hot spot.
6. Teater terbuka.
7. Amphitheatre sebagai penghubung antara ruang terbuka bersama dengan kampus eksisting. Amphitheatre ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai pertunjukkan seni dan budaya atau acara informal lainnya.
8. Taman atap.Taman di atas atap podium sebagai ruang meditasi dan sumber inspirasi, yang juga turut membantu mengurangi dampak pemanasan global dengan mengembalikannya sebagai ruang hijau.
3. Parkir dan drop off kendaraan diletakkan pada lantai semi besmen, jalan penghubung antara kampus eksisting dengan GPPA UNM dialihfungsikan menjadi jalur pedestrian dengan pohon-pohon peneduh di kiri-kanannya.
4. Danau buatan dan kolam elips, elemen mediatif dapat timbul dari percikan air kolam.
5. Ruang terbuka bersama, ruang yang terletak di bawah podium di fungsian sebagai ruang terbuka bersama yang dilengkapi dengan kantin kampus, berbagai tempat duduk-duduk, tempat belajar, dan fasilitas hot spot.
6. Teater terbuka.
7. Amphitheatre sebagai penghubung antara ruang terbuka bersama dengan kampus eksisting. Amphitheatre ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai pertunjukkan seni dan budaya atau acara informal lainnya.
8. Taman atap.Taman di atas atap podium sebagai ruang meditasi dan sumber inspirasi, yang juga turut membantu mengurangi dampak pemanasan global dengan mengembalikannya sebagai ruang hijau.
Kritik Arsitektur, Metode Normatif, Terukur
Kritik terukur adalah pernyataan suatu analisa
bangunan di lakuan berdasarkan observasi di ukur menggunakan bilangan atau
angka serta di tetapkan melalui hukum-hukum matematika tertentu. Penggunaan
norma terukur lebih mengarahkan pada pengumpulan data yang kuantitatif. Hal ini
merupakan salah satu bentuk pengendalian rancangan arsitetural yang berdasarkan
analogi dari ilmu pengetahuan alam yang terformulasikan .
Sekumpulan analisis yang di
definisikan berdasarkan pengumpulan data dan mengkaji macam literatur.
Penggunaan metode kritik di butuhkan data valid yang di hasilkan dari pengukuran
besaran ruang dengan acuan standarisasi dengan bangunan lainnya dan dapat
menggunakan literatur sebagai acuan standar yang telah ditetapkan dalam Data
Arsitektur (Neufert Architect’s Data) dan Time Saver.(https://ginadamar.wordpress.com/2015/11/17/kritik-arsitektur-terukur/).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar