Perkembangan Lingkungan Yang
Berkelanjutan
Definisi Lingkungan Hidup : Kesatuan ruang dan semua
benda , daya, keadaan, makhluk hidup , termasuk manusia dan perilakunya.
(UU.No24. 1907, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Definisi
Berkelanjutan
Berkelanjutan berarti suatu proses
yang berlangsung lama. Tetapi kata berkelanjutan sering dipakai berkaitan
dengan kata pembangunan. Pembangunan
berkelanjutan adalah
proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat,
dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Pembangunan
berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah
satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. (oman)
Banyak laporan PBB, yang terakhir
adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan
pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan
lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.
Untuk sebagian orang, pembangunan
berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari
jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal
alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi"
itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
Ciri-Ciri Pembangunan
Berkelanjutan
Pembangunan yang berkelanjutan harus mencerminkan
tindakan yang mampu melestarikan lingkungan alamnya. Pembangunan berkelanjutan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
- Memberi
kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan
kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
- Memanfaatkan
sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak
lingkungan.
- Memberikan
kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang
bersama-sama di setiap daerah, baik dalam kurun waktu yang sama maupun
kurun waktu yang berbeda secara berkesinambungan.
- Meningkatkan
dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok, melindungi,
serta mendukung sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan.
- Menggunakan
prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan
ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa yang akan
datang.
Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990),
menggariskan kebijakan lingkungan dalam kaitannya dengan pembangunan yang
berkelanjutan sebagai berikut.
- Menggiatkan
kembali pertumbuhan. Pertumbuhan yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi,
yang mempunyai kaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Indikator
untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari pendapatan
per kapitanya. Negara yang sedang berkembang pertumbuhan minimum dari
pendapatan nasional adalah 5 % per tahun.
- Mengubah
kualitas pertumbuhan yang berhubungan dengan tindakan pelestarian sumber
daya alam, perbaikan pemerataan pendapatan, dan ketahanan terhadap
berbagai krisis ekonomi.
- Memenuhi
kebutuhan dasar manusia, antara lain pangan, papan, sandang, energi, air,
dan sanitasi harus dapat memenuhi standar minimum bagi golongan ekonomi
lemah.
- Memastikan
tercapainya jumlah penduduk yang berkelanjutan. Jumlah penduduk yang mampu
mendukung pembangunan berkelanjutan adalah penduduk yang stabil dan sesuai
dengan daya dukung lingkungannya. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi
(> 2% per tahun), seperti yang terjadi di negara-negara sedang
berkembang perlu ada penurunan penduduk menuju tingkat pertumbuhan 0%
(zero population growth).
- Menjaga
kelestarian dan meningkatkan sumber daya dengan penciptaan dan perluasan
lapangan kerja, pelestarian, dan penggunaan energi secara efisien,
pencegahan pencemaran (air dan udara) sedini mungkin.
- Berorientasi
pada teknologi dalam pengelolaan resiko, antara lain penciptaan inovasi
teknologi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
- Menggabungkan
kepentingan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan. Misalnya,
kebijakan efisiensi penggunaan energi dengan biaya produksi yang minimal
dapat menggunakan energi semaksimal mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar